Sunday, July 10, 2016

Pengemis Buta Pemuas Nafsu

cerita dewasa terpanas membagikan cerita dewasa 2016, cerita dewasa terbaru, cerita hayalan, cerita panas, bokep 17+ dllPengemis Buta Pemuas Nafsu


bokep 17+

cerita panas

Suatu siang yang panas, kulihat seorang pengemis didepan rumahku sedang berteduh dari teriknya matahari yg panas. saat itu dirumah tidak ada siapapun, ibuku sedang keluar kota, ayahku selalu pulang malam hari, dan si bibi sedang pulang kampung karena saat itu ssudah dekat Lebaran. Karena kasihan, saya berjalan kepagar depan dan kubuka pintu pagarnya. kupanggil dia untuk masuk.

“pak, ..pak.., mari masuk sini pak, diluar panas sekali loh..” dia menolehkearah suarsaya, setelah kuperhatikan, ternyata dia buta. Jadi tambah iba saya padanya.

“mari pak, saya tuntun masuk ya..” kutuntun dia untuk masuk kedalam,

“terima kasih ya nak..”

Perawakannya kurus, kotor dan bau. Dia hanya menggunakan sarung yg sudah butut dan baju yg compang-camping, tangannya selalu memegang tongkat kayu dari potongan ranting pohon. Sesampai didalam, kududukkan dia ruang tamu dan kuambilkan segelas air minum yg dingin, dia cepat-2x meminumnya. Pada saat duduk, posisi kakinya agak terbuka, sekilas kulihat kemaluannya yg terjulai lemas diantara kedua pahanya, meskipun sedang terkulai lemas tapi kulihat lumayan besar dan panjang juga. Langsung jantungku berdegub sedikit lebih kencang dari biasanya.

Otakku mulai berpikir yg jorok-2x, gimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dicicipinya dan saya juga dapat merasakan kemaluannya. Saya belum pernah merasakan bercinta dengan seorang pengemis tua yg buta, pasti nikmat bila rasanya.

Saya mulai memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan kesempatan itu. Saya iseng-2x bertanya padanya,

“ Kapan terakhir mandi, pak? Bapak mau mandi disini? nanti setelah mandi saya beri pakaian bekas yg lebih baik, mau kan pak?”,

”wah ya mau dong non..tapi apa nggak ngerepotin? “ tanyanya ragu.

“tenang aja pak, disini nggak ada siapa-2x kok, cuma saya dan bapak di rumah ini. nggak apa-2x, ayo sini saya bantu ya..” jelasku.

Saya bimbing dia menuju ke kamar mandi tamu, kupeluk dia, dan kubimbing dia, tangannya kuletakkan di bahuku. Secara tak sengaja tangannya tersentuh buah dadsaya yg gempal, tanpa BH. kulihat reaksinya, dia diam aja, juga tidak berusaha menjauhkan tangannya yg tersentuh payudarsaya. Sambil berjalan dia bertanya padsaya,

Saya bimbing dia menuju ke kamar mandi tamu, kupeluk dia, dan kubimbing dia, tangannya kuletakkan di bahuku. Secara tak sengaja tangannya tersentuh buah dadsaya yg gempal, tanpa BH. kulihat reaksinya, dia diam aja, juga tidak berusaha menjauhkan tangannya yg tersentuh payudarsaya. Sambil berjalan dia bertanya padsaya,

“non ini umur berapa, kok rasanya ssudah dewasa?”,

“saya baru berusia 21 thn, pak. kenapa?” tanysaya,

“oh nggak, nggak apa-2x kok” jawabnya. Saya bertanya lagi, penasaran,

“ kenapa sih pak, kok tanya begitu? bapak ngomong begitu karena ..payudarsaya gede yahh..”. “ I.. iya..” jawabnya tersipu malu.

Sesampai didalam kamar mandi tamu, saya tutup pintu dari dalam dan berkata

“saya bantu ya pak, bapak pasti nggak bisa mandi sendiri, kan bapak nggak tahu tempat-2x nya”,
“tapi.., tapi.., non kan.., ahh.., nggak usah deh, non kan perempuan,..nggak baik non..” jawabnya gugup karena tidak menyangka saya bakal menawarkan itu.

“ah, nggak apa-2x pak, anggap aja saya ini cucu bapak yg sedang membantu bapak mandi. lagipula, nggak ada orang lain dirumah ini kok pak.., tenang aja..” tegas ku. Tanpa menunggu jawabannya lagi, saya bantu dia mencopoti bajunya yg compang-camping, dan sarungnya yg butut. Tubuhnya benar-2x kurus kering, kecuali kemaluannya yg masih terlihat besar, meskipun agak kotor dan terjulai lemas. maklum, mana ada pengemis punya waktu untuk mandi setiap hari, apalagi mencuci bagian itunya. Dia diam aja, sambil menutupi kemaluannya, dia menduga-2x apa yg bakal kuperbuat. saya bertanya padanya

“ kenapa kok ditutupin pak.., malu ama saya yaah..? hihihi..nggak usah malu pak! .., saya sudah biasa liat kemaluan kok paak..”, setelah itu kulepas bajuku sendiri, sambil berdiri didepannya saya meremas-2x payudarsaya dan menggosok-2x kemaluanku dengan bernafsu, sayang dia nggak bisa lihat tubuhku ini, pikirku.

Kupasang shower dan air mengucur dengan lembut ke tubuhnya dan tubuhku, setelah itu kubantu dia menggosok tubuhnya dengan sabun wangi, tubuhnya kelihatan lebih bersih dari tadi, dan baunya juga ssudah tidak menyengat lagi. Dengan tidak sabar kugosok kemaluannya yg masih terjulai lemas itu, dia berkata

“ah.., ah.. non, yg situ nggak usah non..biar saya sendiri aja..” katanya malu.

“nggak apa-2x pak, saya sudah biasa kok, bapak nggak perlu malu sama saya, kan sudah saya bilang, anggap aja saya ini cucumu yg sedang bantu bapak mandi.” desakku tambah bernafsu setelah kemaluan itu dalam genggaman tanganku.

“wah, non ini baik sekali, gimana caranya saya bisa balas budi baik non, saya nggak punya apa-2x untuk membalas perbuatan non yg mulia ini” katanya,

”balasannya gampang pak, saya pengen bapak memijiti dan menggosoki ..seluruh tubuhku, bapak diam aja, nanti saya kasih sesuatu yg paling enak deh.., kutanggung bapak pasti nggak pernah dapet dimanapun dan kapanpun” jawabku enteng.

“baik non, bilang aja bapak harus apa dan gimana” kelihatannya dia sudah tahu apa yg kuingini. dia kelihatannya mulai berpikir yg tidak-tidak.

Kubimbing kedua tangannya ke payudara ku dan kuremaskan tangannya ke payudara ku yg montok itu, 34B. Dia kaget banget setelah merasakan tangannya meremas suatu gumpalan daging yg padat, kencang dan halus,

“hhmm.., payudara non sungguh besar, ssudah lama bapak tidak merasakan ini, hmm..sungguh gempal dan padat, kencang sekali payudaramu..”,

“eh, non kok mau berbuat begini pada saya? saya kan hanya seorang pengemis kotor, sudah tua, buta lagi.., saya.. nggak ngerti non..” tanyanya bingung. jawabku

“ah.., bapak nggak usah ragu.., saya memang suka melakukan ini kepada orang yg belum pernah kukenal, saya pengen mencicipi kemaluan orang-2x kaya bapak ini. bapak mau kan melayaniku, saya ingin bapak puaskan nafsuku ini, saya ingin kemaluan bapak di mulutku, dikemaluanku..”, jawabku terengah-2x dilanda nafsu yg tambah membara.

sambil merem melek saya menikmati payudarsaya diremas-remas dan sesekali putingku dicubit atau diplintir olehnya, sementara tangan satunya mulai turun meraba-raba kemaluanku yang berbulu tipis. Tanganku sendiri mengocok-2x kemaluannya yg masih terjulai lemas, kupikir, wah ini kemaluan kelihatannya harus pakai extra service baru bisa ngaceng, nih.

“wah, kemaluan bapak kok masih lemas sih.., biar kumasukkan mulutku, kujilati dan kuhisap, ya pak..” dia mandah aja sambil mulutnya terbuka, menanti pengalaman yg mungkin belum pernah dia dapatkan.

sambil tangannya meremas kedua payudara saya, saya jongkok didepan selangkangannya, ku genggam kemaluannya yg masih lemas, ku jilati mulai dari kepala kemaluannya, turun ke buah kemaluannya, kembali kebatang kemaluannya, kujilati terus sampai naik kekepala kemaluannya lagi, lalu kumasukkan kemaluan itu kemulutku yg mungil. Dia mulai bereaksi,

“eenngghh..mmhh..”, dia mulai melenguh lemah, senjatanya mulai mengeras, terangsang oleh jilatanku. Masih belum keras, kusedot-sedot sambil ku keluar masukkan dimulutku, kukombinasi dengan menyedot buah kemaluannya, lama kelamaan benda itu semakin bertambah keras saja. Nah, ini dia, pikirku.

”pak, coba kau jilatin payudarsaya pak, cicipi tubuhku ini, nikmati tubuhku yg masih muda ini, kapan lagi bapak bisa menikmati tubuh seorang gadis muda seperti saya ini. jilati pentilku, sedot seluruh payudarsaya. perbuat tubuhku sesukamu, pak” katsaya menahan nafsu.

Sungguh luar biasa, sambil meraba-raba, dia melakukan semuanya. Sungguh gila pikirku, kok bisa saya melakukan ini dengan seorang pengemis tua, buta pula. tapi, memikirkan hal ini membuat ku makin terangsang berat. Dia menjilati putingku dengan nafsu, disedotnya payudarsaya dengan mulutnya yg kempong krn giginya sudah ompong semua. nikmat sekali rasanya, geli banget, ternyata enak juga kalo payudara disedot dan dikulum oleh mulut yg ompong, coba kalian rasakan sendiri, deh.

Puncaknya, saya sudah tak tahan lagi, kusuruh dia berbaring telentang dilantai kamar mandi, saya jongkok diatas tubuhnya dan berusaha memasukkan kemaluannya yg ssudah mengeras itu ke lubang kemaluanku dari atas. kubimbing kemaluannya memasuki kemaluanku, saya menduduki senjatanya, dan..

”sslluupp..”, benda itu langsung menancap dalam-dalam dikemaluanku,

“rasakan nikmatnya ..kemaluanku yg sempit ini.., pak” ujarku tersendat-sendat menahan kenikmatan yg luar biasa. amblas masuk semua kemaluannya ke kemaluanku.

“nngghh..aakkhh.., aduh sempit sekali kemaluanmu non, sampai sulit masuknya..hhgghh.. adduuhh enaknnyyaa..nnoohh”

“Mmmhh..aakkhh..aahh..!!” saya sendiri berteriak karena kemaluannya ternyata besar juga untuk kemaluanku, benar-benar kunikmati gesekan-gesekan pada dinding kemaluanku.

Tubuhku mulai naik-turun diatas tubuhnya yg telentang itu, kemaluannya menghujam-hujam keluar masuk kemaluanku. tangannya meremas-remas payudarsaya, satunya lagi kadang memegangi bahuku, mengelus tubuhku, menjambak rambut panjangku. Lenguhannya keras sekali, dan parau suaranya

“hhkk..aahhkk..ahh, enakk sekaalliihh noon..” serunya.

Saya semakin menikmati persetubuhan lain jenis ini, persetubuhan yang sangat mencolok, lain kalangan, lain status sosial, dan lain usia. Saya tak bisa membayangka bila kedua ortu-ku melihat ini, dikamar mandi, anak gadis satu-satunya, yg semata wayang ini sedang bersetubuh dengan seorang pengemis yg ssudah tua, mungkin saya bisa dibunuh mereka apabila ketahuan.

Saya tak puas menggoyang pantatku, saya mengajaknya ganti posisi, dia diatas, saya dibawah, telentang dengan kedua kakiku terbuka lebar, saya ditindihnya, kemaluannya tetap keluar masuk dengan nikmatnya. Lidahnya tak henti2nya menjilatiku dan sesampainya dibibir, dia langsung melumat bibirku, lidahku dikulum olehnya lalu dikecupnya bibirku membuatku tidak tahan untuk membalas perlsayaannya, saya ssudah tidak peduli oleh bau nafasnya yang tidak sedap itu. Sambil disetubuhi saya terlibat permainan mulut dan lidah selama beberapa saat dengannya.

Beberapa saat kemudian, saya ajak ganti posisi lagi, saya menungging seperti anjing sambil berpegangan pada tepi wastafel dan dia menggenjotku dari belakang, persis seperti anjing yg sedang kawin. Nikmat sekali posisi ini, pikirku. Wah, kuat juga nih orang tua pikirku. Baru berpikir bebegitu, mendadak saya merasakan gejolak luar biasa yg nggak bisa saya tahan, saya mau keluar, eh, ternyata dia juga mulai bergetar tubuhnya, dia melenguh-lenguh lebih cepat,

“oh..ookkhh..sayauhh maauu.. keluuaarr nnoonnhh..akkuu..nggaakk ttaahhaann..laaggiihh..aakkhh..”, dia berteriak kesetanan dan genjotannya makin bertambah cepat.

“mmhh..aakkuu juuggaa ppaakk.. mmhh..eeh. eekkhh..” saya pun mencapai orgasme bersamaan dengannya. saya merasa air maninya meluncur deras dalam kemaluanku.

Kemaluanku penuh dengan air mani seorang pengemis tua itu sampai sebagian meleleh keluar karena terlalu banyak yang keluar. Saya tak tahu andaikata saya hamil dan punya anak, saya pasti bingung siapa si bapaknya, habis bebegitu banyak kemaluan yg pernah menancap dikemaluanku dan bebegitu banyak air mani yg pernah keluar didalamnya.

cerita dewasa terbaru

cerita hayalan

Setelah itu, kami membersihkan tubuh dari sisa-sisa persetubuhan barusan, dan mengeringkan dengan handuk bersih. dia berkata seraya pamit,

“terima kasih non.., atas segalanya.., non bener, saya nggak pernah merasakan seperti ini, seumur hidupku akan kukenang peristiwa ini sampai akhir hayatku”. Kemudian dia pun kutuntun keluar dari rumahku yg besar. pikirku, ssudah cukup saya menikmati persetubuhan ini. Dia keluar dengan wajah berseri, puas dengan apa yang baru saja dialaminya.

Kurelakan Kegadisanku

cerita dewasa terpanas membagikan cerita dewasa 2016, cerita dewasa terbaru, cerita hayalan, cerita panas, bokep 17+ dllKurelakan Kegadisanku


cerita dewasa 2016

cerita dewasa

Sebut saja nama aku Pristy (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta. Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.

Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.

Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengPrisahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.

Suatu hari sPriselah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil. Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Mujiono (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang,

“Selamat pagi Paa..aak”, dan dia membalas sembari tersenyum.

“Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”.

aku menjawab,

“Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”.

“Iya, nanti jam sPrisengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”. aku dan teman-teman mengajak,

“Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, dia sPrisuju.

“OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan”! aku dan teman-teman bilang,

“Tidak, Pak.”, lalu aku menimpali lagi, “Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”, lalu teman-teman yang lain, “Naa..aa, bPrisuu..uul. SPrisujuu..”.

Ketika Pak Mujiono mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.

“Alaa.., Pristy, langsung deh, dekPris-dekPris, jangan mau Pak”. Pak Mujiono menjawab,
“Ah! Ya, ndak apa-apa”.

Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Mujiono tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.

“Sorry, ya Pak”.

Penjaga Server dan Teknisi Komputermenjawab,

“That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Mujiono.
Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Mujiono dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Mujiono, dia baru selesai mandi dan kagPris melihat kedatanganku.

“Eeeh, kamu Pris. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”. aku menjawab,

“Ah, nggak iseng aja Kata Nyoman Manusia Terkuat . Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.

Lalu dia mengajak masuk ke dalam,

“Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya pake baju dulu”.

Memang tampak Pak Mujiono hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. aku sekedar menjelaskan,

“Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi bangPris Pak, rumahnya”. Dia tersenyum,

“Saya kost di sini. Sendirian.”

Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Mujiono tanya,

“Udah laper, Pris?”. aku jawab,

“Lumayan, Pak”. Lalu dia berdiri dari duduknya,

“Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”. Langsung kujawab,

“Ok-ok aja, Pak.”.

Sewaktu Pak Mujiono pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Mujiono pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah dewasa dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati kemaluan cewek dan cewek sedang mengisap kemaluan cowok yang besar, panjang dan kekar.

Tidak disangka-sangka suara Pak Mujiono tiba-tiba terdengar di belakangku,

“Lho!! Ngapain di situ, Pris. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.

Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap,

“Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”. Pak Mujiono hanya tersenyum saja,

“Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.

Syukurlah Pak Mujiono tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera. Pada saat makan aku bertanya,

“Koleksi bacaannya banyak bangPris Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”. Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya,

“Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”. Lalu aku memancing,
“Kok, tadi ada yang begituan”. Dia bertanya lagi,

“Yang begituan yang mana”. aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum,

“Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”. Kemudian dia tertawa,

“Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.

Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Mujiono menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya. Lalu dia menawarkan diri,

“Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”. akupun langsung beranjak ke sana. aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah dewasa yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

Begitu tiba di dalam kamar, Pak Mujiono bertanya lagi,

“Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Mujiono dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh kemaluanku. aku ingin merintih tetapi kutahan.

Pak Mujiono bertanya lagi,

“Sakit, Pris”. aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Mujiono semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. aku hanya bisa mendesah

”, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh”.

Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Mujiono pun naik dan bertanya.

“Enak, Pris?”

“Lumayan, Pak”.

Tanpa bertanya lagi langsung Pak Mujiono mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus kemaluan yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Mujiono berhenti merangsangku dan mengambil majalah dewasa yang masih tergelPrisak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan kemaluannya ke dalam kemaluan seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

“Boleh saya seperti ini, Pris?”.

aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Mujiono menganggap aku sPrisuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan kemaluanku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan kemaluanku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam kemaluannya dan mengarahkan ke kemaluanku.

Kelihatan Pak Mujiono agak susah untuk memasukan kemaluannya ke dalam kemaluanku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar kemaluanku masih kaku. Pak Mujiono memperingatkan,

“Tahan sakitnya, ya, Pris”. aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan,

“Akhh.., bukan main perihnya ketika batang kemaluan Pak Mujiono sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Mujiono tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus kemaluannya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di kemaluanku.

Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan kemaluan Pak Mujiono mengocok kemaluanku. aku terengah-engah,

“Hah, hah, hah,..”. Pelukan kedua tangan Pak Mujiono semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya. Semakin lama gerakan kemaluan Pak Mujiono semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam kemaluanku menggeliat-geliat dan berputar-putar.

Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Mujiono kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww.., Pak Mujiono semakin memperkuat dan mempercepat kocokan kemaluannya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Mujiono agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam kemaluanku. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan kemaluannya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.

SPriselah semuanya tenang dia bertanya padaku,

“Gimana, Pris? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya”. Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih,
“tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini”. Dia berkata lagi,

“Sama, saya juga”.

Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Mujiono juga tertidur.

Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Mujiono dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Mujiono hanya menggunakan handuk dan berkata,

“Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?”.

Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tPrisap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Mujiono masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Mujiono menyabuni kemaluanku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan kemaluannya yang perkasa itu.

cerita dewasa terbaru

bokep 17+

SPriselah semua selesai, Pak Mujiono membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Mujiono memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku, 
terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi kPrisahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.

Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Mujiono untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tPrisap menikmati genjotan Pak Mujiono walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sudah pacaran. Pernah Pak Mujiono menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan kemaluan guru bahasa Inggrisku itu.